Kesulitan menahan ejakulasi dini yaitu keluarnya air mani bagi para pria dewasa atau khususnya para suami adalah hal yang tidak begitu banyak dibahas akan tetapi sangat banyak yang mengalaminya, walaupun begitu, banyak jenis obat anti ejakulasi yang yang disarankan dan sesuai dengan standar petunjuk dokter untuk membantu para pria agar memiliki kontrol yang lebih baik terhadap ejakulasi yang dialami setiap kali melakukan hubungan intim.
Efektifkah penggunaan obat ejakulasi dini?
Keluarnya air mani atau sperma atau dikenal dengan istilah ejakulasi ini adalah suatu keadaan pada saat laki-laki melakukan hubungan intim, dan kemudian tidak memiliki kontrol yang baik sehingga menyebabkan waktu terjadinya pengeluaran air mani terjadi dalam waktu yang terlalu cepat, padahal pasangan wanitanya tidak mendapatkan kepuasan.
Penggunaan obat ejakulasi dini, secara frontal dan memiliki efek yang bisa dalam waktu beberapa menit mengatasi kesulitan menahan ejakulasi masih sulit untuk ditemukan jenisnya.
Pada umumnya, obat ejakulasi dini yang sesuai dengan standar dan saran dari dokter spesialis hanya memberikan dampak pada mengatasi gejala yang diakibatkan oleh permasalahan terlalu sensitif pada bagian penis dan melancarkan peredaran darah di sekitar alat vital pria.
Dan Berikut ini adalah Daftar obat untuk mengatasi sulit menahan ejakulasi untuk para pria yang bisa dijadikan patokan untuk mengatasi masalah terlalu cepat keluar air mani atau ejakulasi dini
Gel penghilang rasa.
Atau dikenal dengan obat anesthesia dalam bentuk krim dan juga cairan yang disemprotkan pada bagian penis, dihasilkan dari beberapa bahan sintetis namun telah lolos uji sebagai bahan kosmetik bagi kulit, yang akan memberikan Efek Baal atau mati rasa, dengan beberapa produk yang bisa dicoba seperti Prilocain, benzocaine, atau lidocaine.
Ada bisa mendapatkan produk penghilang rasa tersebut dengan menggunakan resep dari dokter yang berbentuk kering dan yang berbeda semprot bisa dibeli di beberapa Apotek terdekat.
Penggunaan obat anestesi memiliki efektivitas yang cukup tinggi untuk menahan ejakulasi sehingga memiliki efek yang cukup signifikan digunakan bagi para pria yang tidak bisa menahan keluarnya air mani atau bagi mereka yang memiliki sensitifitas pada Mr P yang terlalu tinggi.
Agar kemampuan menahan ejakulasi dini menjadi lebih optimal maka anda bisa mengoleskan atau menyemprotkan produk anesthesia tersebut pada bagian batang zakar dengan waktu kurang lebih sekitar 30 menit sebelum menggunakannya untuk melakukan hubungan intim, dan jangan lupa untuk mencuci penis Anda terlebih dahulu sebelum benar-benar digunakan untuk bercinta.
Penggunaan obat analgesik.
Para pria yang mengalami kesulitan menahan ejakulasi bisa menggunakan obat analgesik seperti trada mol, untuk mengontrol ejakulasi dini.
Penggunaan analgesik seperti TradaMol harus membawa bekal resep dokter karena apabila digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan beberapa efek tidak nyaman seperti kepala pusing, perut mual dan mudah mengantuk.
Penggunaan antidepresan.
Obat antidepresan ternyata juga dapat digunakan sebagai obat standar yang disarankan oleh dokter untuk mengatasi kesulitan menahan ejakulasi yang dialami oleh banyak pria dewasa.
Jenis obat antidepresan yang disarankan oleh dokter untuk membantu mengatasi ejakulasi dini pada pria biasanya dokter akan menyarankan penggunaan Peroxintine, Sentraline dan fluxeetine.
Namun penggunaan obat anti ejakulasi dini dengan jenis obat antidepresan ini baru bisa mendapatkan efeknya setelah mengkonsumsi sekitar 1 minggu. Apabila aktivitas dari penggunaan obat antidepresan ini dirasa kurang efektif maka biasanya dokter akan memberikan tambahan dosis dengan mengganti jenis obat lain yaitu tricyclic antidepresan clomipramine.
Pergunakan obat tersebut sesuai dengan arahan dari dokter dan jangan berlebihan karena obat-obatan jenis antidepresan tersebut juga akan memberikan efek samping yang berbahaya apabila digunakan secara kontinyu seperti gangguan ereksi, kelemahan libido dan juga membuat perut gampang mengalami mual-mual.
Saran saran dokter yang lain selain penggunaan beberapa jenis obat untuk mengatasi ejakulasi dini di atas yang dapat membantu pria yang kesulitan menahan ejakulasi atau air mani pada saat hubungan intim, ada beberapa saran dokter yang lain terkait dengan penggunaan obat ejakulasi seperti dibawah ini:
Modafinil.
Banyak digunakan untuk mengatasi gangguan insomnia namun beberapa dokter juga menyarankan obat ini untuk mengatasi ejakulasi dini.
Dapixitine.
Obat ejakulasi dini standar dokter ini adalah merupakan obat yang masuk dalam jenis antidepresan yang memiliki efektifitas cukup bagus untuk mengatasi kesulitan menahan ejakulasi untuk para pria dewasa, akan tetapi penggunaannya harus tetap menggunakan resep dokter karena penggunaan berlebihan akan menyebabkan efek samping yang cukup mengganggu seperti kepala pusing, kepala sakit mual dan diare.
Silodosin.
Efektivitasnya cukup bagus sehingga banyak dokter yang menyarankan penggunaan silodosin untuk membantu para pria yang mengalami kesulitan menahan ejakulasi, dan silodosin pada umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan pembesaran pada saluran prostat.
Membuang rasa tidak percaya diri ketika anda mendapati diri mengalami kesulitan menahan ejakulasi sehingga menyebabkan kemampuan seksual Anda menurun, maka tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan secara intensif kepada dokter yang anda percaya.
Ketidakmampuan pria menahan ejakulasi pada saat melakukan hubungan intim ternyata tidak hanya sebatas pada penyebab secara fisik tapi juga bisa diakibatkan oleh tekanan psikologis atau stress, saya nggak melakukan konsultasi dengan persegi agar bisa anda lakukan seiring dengan melakukan pemeriksaan secara fisik.
Pola makan dan pola hidup yang sehat juga menjadi salah satu faktor penting di dalam mengatasi permasalahan kesulitan menahan ejakulasi pada saat melakukan hubungan intim yang bisa dijadikan sebagai penerapan kehidupan sehari-hari seperti berolahraga secara rutin, mengkonsumsi berbagai jenis makanan organik dan penggunaan suplemen herbal juga bisa dijadikan sebagai terapi untuk mengatasi ejakulasi dini selain tetap berkonsultasi dengan dokter
Referensi: